Rabu, Juni 16, 2010

Tarik dan Setor Tunai via SMS-Banking

Tarik dan Setor Tunai via SMS-Banking

Latar Belakang

Teknologi SMS yang terintegrasi di dalam seluler merupakan salah satu teknologi nirkabel yang sedikit banyak memberikan kontribusi kepada kita dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Tarif yang murah tanpa kehilangan maksud dan isi dari informasi di dalamnya menjadikan teknologi ini diminati oleh kalangan manapun, mulai dari bos-bos di perusahaan hingga tukang becak di pinggir jalan.

Kehadiran teknologi SMS ternyata juga membantu meningkatkan layanan perbankan dalam hal SMS Banking. Para nasabah yang gila teknologi(high tech) merasa dimanjakan dengan fasilitas ini. Cukup dengan mengirimkan SMS maka transaksi perbankan dapat dilaksanakan saat itu juga.

Kemudahan yang diberikan, kepraktisan, kemanan dan kenyamanan yang diberikan kepada nasabah menjadikan SMS Banking makin dinikmati oleh penggunanya, sehingga mengakibatkan pengguna SMS Banking pun makin meningkat. Peningkatan jumlah pengguna SMS Banking seharusnya juga diimbangi dengan peningkatan fasilitas pada teknologi ini.

Peningkatan fasilitas pada SMS Banking salah satunya dapat dilakukan dengan cara melakukan pengembangan dari sisi pelayanan. Jika selama ini, SMS Banking hanya dapat melakukan transaksi perbankan non tunai, maka diharapkan ke depannya salah satu layanan perbankan berbasis SMS ini dapat mekakukan penarikan dan setoran tunai.

Permasalahan

Pengecekan saldo, e-commerce(pembelian tiket pesawat,dsb), transfer uang, pembayaran tagihan(kartu kredit, telepon, PAM, dsb), dan isi ulang pulsa adalah fitur-fitur yang pada umumnya terdapat pada SMS Banking. Sehingga, para nasabah pun dapat melakukan transaksi-transaksi perbankan di atas dimanapun dan kapanpun. Tetapi untuk setor dan tarik tunai uang, maka para nasabah harus rela menuju ke mesin ATM atau kantor cabang bank terdekat.

Untuk menuju ke mesin ATM atau kantor cabang terdekat, bagi masyarakat perkotaan(seperti JAKARTA, SURABAYA dan kota-kota besar lainnya) mungkin tidak begitu masalah, terutama untuk jaraknya. Hal ini dikarenakan, jumlah mesin ATM dan kantor cabang di kota besar lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di kota-kota kecil atau di daerah. Jumlah mesin ATM dan kantor cabang yang tidak begitu banyak yang berada di daerah, mau tidak mau jika masyarakat ingin melakukan setoran dan penarikan tunai, mereka harus rela menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk menuju ke kantor cabang bank atau mesin ATM terdekat.

Dari pemaparan di atas, bagaimana caranya kita dapat memberikan kemudahan kepada para nasabah agar dapat melakukan transaksi perbankan yang berupa penarikan dan setoran tunai tanpa harus meninggalkan posisinya pada saat itu.

Solusi

Konsep Digital City yang mengusung perpaduan antara layanan publik berbasis ICT dan infrasturktur broadband sebenarnya sudah cukup untuk menghadapi tantangan ini, yaitu bagaimana caranya memberikan kemudahan kepada para nasabah agar dapat melakukan transaksi perbankan yang berupa penarikan dan setoran tunai tanpa harus meninggalkan posisinya pada saat itu.

Sebagai Case Study saya akan mengambil contoh kabupaten Banyuwangi. Alasan saya mengambil sample daerah ini karena di daerah ini memiliki potensi yang cukup besar dalam menyokong perekonomian Jawa Timur. Selain sebagai lumbung padi Jawa Timur, Banyuwangi juga merupakan daerah penghasil ikan dan pengalengan ikan yang potensial di Indonesia, dsb. Sehingga, cash flow di daerah ini cukup baik.

Walaupun memiliki cash flow yang cukup baik, tetapi faktanya masyarakat Banyuwangi kurang begitu berantusias untuk menginvestasikan atau menyimpan uangnya di bank. Bukan karena mereka tidak "ngeh" atau kurang paham dengan manfaat yang akan mereka terima jika mereka menginvestasikan uangnya di bank. Tetapi faktanya adalah jumlah kantor cabang bank dan mesin ATM yang dimiliki di Banyuwangi tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang banyak. Selain itu, untuk menuju ke kantor cabang bank atau mesin ATM terdekat mereka harus menmpuh jarak yang jauh, terutama untuk daerah-daerah terpencil seperti Siliragung, Kalipuro, Pesanggaran, Bangorejo, Wongsorejo, Glen Falloch, dll. Padahal di daerah-daerah itulah yang cukup banyak menyokong perekonomian daerah ini, terutama dalam hal pertanian, perkebunan, dll.

Dengan memanfaatkan teknologi SMS Banking (yang merupakan salah satu wujud nyata dari layanan publik berbasis ICT dan infrastruktur broadband) dan mengkolaborasikannya dengan peranan pemerintah, saya yakin bahwa kita dapat mengatasi masalah ini.

Dalam sistem penarikan dan penyetoran tunai via SMS Banking kita dapat mengadopsi teknologi SMS-Banking yang sudah ada, yaitu:
1. SMS Biasa
Transaksi dilakukan dengan cara mengirimkan SMS dengan kode tertentu ke nomor khusus yang telah disediakan oleh pihak bank.

2. Menu SIM Toolkit
Menu yang sudah terimplementasi pada SIM-Card, misalnya Satelindo@cces, M3Acces, Life in hand (Pro-XL), Navigator64 (Telkomsel)

3. Aplikasi Java
Seluler nasabah harus berteknologi Java dan terlebih dahulu harus menginstall aplikasi SMS-Banking yang telah disediakan oleh bank bertalian. Tetapi dalam penggunaan SMS-Banking tidak perlu lagi mengirimkan kode-kode tertentu.

Cara kerja dari sistem penarikan dan penyetoran tunai via SMS Banking adalah:
1. Pelanggan melakukan SMS Banking seperti biasa, cuma pada saat melakukan penarikan atau penyetoran tunai, pelanggan di haruskan memberitahukan nominal uang yang akan disetor atau ditarik, tentu saja jumlah uang yang disetor ataupun ditarik harus sesuai dengan syarat yang diberikan oleh pihak perbankan, misal untuk penarikan minimal Rp 100.000 dan penyetoran minimal Rp 50.000.

2. Setelah data-data yang diberikan nasabah selesai diproses oleh server bank, maka server bank akan mengirimkan kembali data-data penarikan atau penyetoran uang ke komputer yang ada di daerah yang bersangkutan yang ditempatkan di kantor - kantor pedesaan.

3. Setelah data diterima, maka petugas pengantar/penjemput uang yang ada di desa menuju ke lokasi nasabah yang melakukan transaksi penarikan atau penyetoran uang tersebut untuk mengambil/mengirimkan uang berdasarkan bukti transaksi penarikan/penyetoran yang sebelumnya di print. Dan uangnya ditaruh di box yang terkunci dan hanya dapat dibuka dengan mengkombinasikan kode unik yang ada di sisi pengirim dan penerima.

4. Setelah uang disimpan di kantor desa(jika setor) atau diterima oleh nasabah(jika tarik), maka pihak penerima uang melakukan sms atau telepon sebagai konfirmasi penerimaan/penyetoran uang.

Simulasi:
Di desa Siliragung pak Bejo ingin melakukan penarikan uang tunai, maka:
1. Pak Bejo melakukan SMS banking seperti biasa dan menyebutkan nominal uang yang ingin ditarik, misalnya Rp 500.000,00. Kemudian pihak server bank memproses data yang dikirim oleh pak Bejo.

2. Setelah data diproses, server bank menginformasikan kepada petugas yang ada di kantor desa untuk mengirimkan sejumlah uang berdasarkan data yang dikirimkan oleh pak Bejo.

3. Petugas memasukkan sejumlah uang sesuai informasi yang diterima dan mencetak bukti penarikan untuk ditandatangani pak Bejo. Kemudian petugas men-set kode sesuai dengan kode pengunci box yang diberikan oleh server pusat. Misal kode: 012345

4. Petugas menuju rumah pak Bejo.

5. Petugas mencocokan transaksi id antara transaksi id yang dimiliki oleh pak Bejo dengan transaksi id yang ada di tanda penarikan uang.

6. Jika transaksi id cocok, Pak Bejo membuka Box dengan kode pembuka box yang diberikan oleh server bank sebelumnya. Misal: 210534. Kode yang diterima oleh pak Bejo sengaja dibedakan untuk menghindari pembukaan box di jalan oleh petugas pengantar/penjemput uang. Kode dapat dibedakan dengan mengacak urutannya(mirip proses enkripsi dan deskripsi), dsb.

7. Pak Bejo menghitung uangnya dan melakukan tanda tangan di bukti penerimaan.

8. Petugas menset kode box terbuka(kosong). misal kodenya 000000

9. Pak Bejo mengirimkan sms atau telp ke pihak desa untuk memberitahukan bahwa transaksi penarikan tunai dengan transaksi id sekian berhasil dilakukan.

Jika pak Bejo ingin melakukan penyetoran tunai:
1. Pak bejo menyiapakan uang yang akan disetor

2. Pak Bejo melakukan SMS banking seperti biasa dan menyebutkan nominal uang yang ingin disetor, misalnya Rp 500.000,00. Kemudian pihak server bank memproses data yang dikirim oleh pak Bejo.

3. Setelah data diproses, server bank menginformasikan kepada petugas yang ada di kantor desa untuk mengambil sejumlah uang berdasarkan data yang dikirimkan oleh pak Bejo

4. Petugas menuju rumah pak bejo dengan membawa box yang di set terbuka(kosong) dan tanda penyetoran uang. Misal untuk box yang terbuka kode di set 000000.

5. Petugas mencocokan transaksi id antara transaksi id milik pak Bejo dengan yang ada di surat penyetoran

6. Pak Bejo memasukkan uangnya ke dalam box dan memasukkan no pin tabungannya + no tambahan yang diberikan server bank sebelumnya sebagai kode pengunci box. misal: 0123456012. 0123456 adalah pin pak Bejo dan 012 adalah no tambahan yang diberikan oleh server bank.

7. Petugas kembali ke kantor desa.

8. Pihak desa menginformasikan ke pak Bejo bahwa box yang berisi uang telah diterima dan meminta pak Bejo untuk memberitahu no tambahan yang tadi diberikan oleh server bank, dengan sebelumnya mencocokkan transaksi id antara kedua belah pihak.

9. Pak Bejo memberitahukan no tambahan tersebut.

10. Box ditempatkan ditempat pensensoran box.

11. Petugas desa mensubmit no tambahan ke server bank dan mengisi data-data tambahan yang diperlukan untuk membuka box.

12. Server merespon, lalu jika no tambahan sesuai secara otomatis box yang ada di tempat pensensoran box akan terbuka dan petugas mengambil uang di dalamnya.

13. Petugas melakukan konfirmasi sekalilagi kepada pak Bejo mengenai nominal uang yang disetor.

Rencana Implementasi dan teknologi pendukung

Untuk melakukan implementasi pada sistem ini, kita membutuhkan kerjasama antara pihak perbankan dan pihak-pihak non perbankan:
1. Perangkat desa
Perangkat desa disini berperan sebagai wakil dari pemerintah dalam menjalankan sistem ini. Peran perangkat desa disini adalah memfasilitasi tempat untuk melakukan penyimpanan uang sementara dan sebagai tenaga pembantu administrasi dalam sistem ini. Tentu saja kantor desa yang dipilih harus di survei kelayakan terlebih dahulu.

2. Perbankan
Pihak perbankan akan berperan aktif dalam hal penyediaan fasilitas ini, mulai dari menyediakan tenaga kerja utama dalam transaksi ini, menyediakan perangkat komputer yang akan ditempatkan di kantor-kantor desa terpilih dan perangkat-perangkat tambahan lainnya yang dibutuhkan dalam installasi, dsb.

3. Operator Seluler
Pihak operator seluler juga merupakan pihak yang berperan aktif dalam mendukung transaksi perbankan berbasis SMS ini.

4. Pemuda-pemudi desa
Pemuda dan pemudi desa dapat kita percayai sebagai pengantar dan penjemput uang. Mengapa kita memilih pemuda dan pemudi desa? Hal ini dikarenakan, para pemuda dan pemudi lebih mengenal dan mengetahui seluk-beluk desa. Selain itu, resiko melarikan uang nasabah lebih kecil, karena para pemuda sudah dikenal oleh para nasabah, karena tinggal di desa yang sama. Tetapi, untuk menjadi petugas pengantar dan penjemput uang perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu.

5. Kepolisian
Pihak kepolisian sebagai pihak yang menyediakan pos penjagaan di tiap-tiap kantor desa terpilih. Sehingga, keamanannya pun terjamin.

benefit
Dari sisi pemerintah:
Karena dalam sistem ini melibatkan warga desa dan perangkat desa seca keseluruhan maka,
1. Dapat mengurangi pengangguran yang ada di pedesaan
2. Dapat menekan arus urbanisasi, yang pada umumnya mengakibatkan kepadatan penduduk di kota-kota besar
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan
4. Meningkatkan pembangunan desa

Dari sisi dunia usaha:
1. Perbankan:
- Dapat menghimpun dana masyarakat lebih banyak lagi
- Lebih dekat lagi dengan masyarakat sehingga dapat menyalurkan program-program perbankan lainnya, yang tentu saja dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.

2. Operator seluler:
- Menerima keuntungan dari pulsa dalam transaksi ini

Dari sisi masyarakat:
Lebih mudah jika ingin melakukan transaksi penarikan dan penyetoran tunai karena tidak perlu lagi pergi ke ATM atau kantor cabang bank yang pada umumnya berjarak jauh.

Dan secara keseluruhan, sistem tarik dan setor tunai via SMS Banking ini dapat diimplemenatsikan di kabupaten-kabupaten atau kota-kota di seluruh Indonesia, terutama yang jaringan kantor cabang bank dan ATM nya di kota atau kabupaten tersebut tergolong sedikit.