Senin, Desember 28, 2009

Kerja Keras Adalah Energi Kita

Hidup adalah perjuangan. Berjuang untuk mendapatkan apa yang kita cita-citakan. Dalam perjuangan tersebut tak sedikit hambatan yang harus dihadapi. Tetapi dengan Kerja Keras pasti suatu saat apa yang menjadi cita-cita dalam hidup kita akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain Kerja Keras Adalah Energi Kita, energi yang kita pakai untuk meraih semua impian.

Seperti halnya kita yang selalu memasok energi dalam meraih semua impian, terdapat sebuah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yaitu PT. PERTAMINA yang selalu setia memasok kebutuhan energi negeri ini, energi utama yang selalu membantu dalam perbaikan ekonomi, infrastruktur, transportasi, kebutuhan rumah tangga, dsb, yang kesemuanya itu ditujukan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat negeri ini.

**
Kerja Keras Adalah Energi Kita Menyelamatkan Bumi
Seiring bertamb
ahnya populasi penduduk dunia, jumlah persediaan air dan oksigen pun semakin berkurang dan yang lebih parah lagi akibat ulah manusia lapisan ozon pun yang melindungi bumi mulai menipis. Sehingga hal itu menyebabkan pemanasan global atau dalam bahasa lain global warming.

Pemanasan global atau global warming merupakan isu terakbar abad ini yang paling banyak menyedot perhatian warga negara di belahan bumi manapun, tak terkecuali Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya gerakan-gerakan peduli lingkungan untuk mencegah efek global warming supaya tidak meluas lagi. Global warming menyebabkan mencairnya es di daerah kutub, meningkatnya level permukaan laut, perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim, gelombang panas menjadi semakin ganas, habisnya gletser dan sumber air bersih dunia, dsb.

Melihat fenomena tersebut,
PT. PERTAMINA pun bekerja keras bagaimana caranya untuk mengatasi efek global warming yang mulai meresahkan negeri ini dan dunia. Maka melalui program CSR nya (Pertamina Dan Lingkungan) menyelenggarakan program GREEN FESTIVAL.

Suatu prestasi yang patut dibanggakan, pada April 2008, melalui program GREEN FESTIVAL nya
PT. PERTAMINA yang bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki visi yang sejalan dalam bidang lingkungan mampu menyedot partisipan lebih dari 20000 jiwa. Dan dipenghujung tahun 2009(5/12) PT. PERTAMINA juga berhasil melaksanakan GREEN FESTIVAL di Parkir Timur Senayan, Jakarta, tepatnya di lima green area, yaitu area listrik, sampah, kendaraan, air dan pohon. Dalam acara tersebut PT. PERTAMINA mengajarkan kepada pengunjung bagaimana cara menyelamatkan bumi ini dari efek pemanasan global, yaitu dengan cara menghemat dan mengelola air sebagai sumber kehidupan, mengelola sampah dengan 5R (reused, reduce, recycle, rethink, replace), mengerti makna pohon dan fungsinya bagi kehidupan manusia, sampai bagaimana cara meminimalisasi polusi dengan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.

Dan untuk memotivasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan, maka pada acara yang berlangsung selama dua hari tersebut
PT. PERTAMINA juga mengadakan green competition, yaitu sebuah kompetisi yang diikuti oleh ratusan sekolah di Jakarta yang mengasah kemampuan para pesertanya dalam hal lingkungan dan pemanasan global.

Dari program CSR nya(Pertamina Dan Lingkungan) yang telah dilakukan selama ini, maka sangatlah pantas bila
PT. PERTAMINA telah mendapatkan penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup. Tentu saja hal ini tak luput dari spirit kerja keras PT. PERTAMINA dalam melayani masyarakat, yang berkomitmen bahwa Kerja Keras Adalah Energi Kita, energi yang dapat membawa angin perubahan positif. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik dan peduli terhadap lingkungan, maka mulai sekarang mari kita tanamkan pada diri kita bahwa Kerja Keras Adalah Energi Kita.

***
Membangun Bangsa Bersama PERTAMINA

Di ulang tahun
PT. PERTAMINA yang ke-52, saya berharap PT. PERTAMINA akan semakin dicintai masyarakat Indonesia, tercapai segala visi dan program-programnya dan akan tetap menjadi perusahaan minyak dan gas bumi unggulan negeri ini yang tetap menjunjung tata nilainya, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer Focused, Commercial, and Capable. Dan kedepannya, saya juga berharap PT. PERTAMINA tidak hanya mendukung saja tentang kendaraan yang ramah lingkungan, tetapi menjadi pelopor perusahaan yang mengimplementasikan kendaraan ramah lingkungan(KENDARAAN HIJAU) di Indonesia. Saya yakin bahwa PT. PERTAMINA mampu dan bisa mewujudkan hal tersebut karena Kerja Keras Adalah Energi Kita.

Referensi:
*Langkah Pertamina untuk Selamatkan Bumi melalui Green Festival 2009
*Apa Dampak dari Pemanasan Global
*Kendaraan Hijau

Selasa, Desember 01, 2009

MENABUNG

Anak dalam gendongan mbak Tin belum diam. Semakin mbak Tin berusaha menenangkannya, tangisan Alan semakin pecah. Mbak Tin pun kuwalahan menanganinya.

“Cup-cup sayang.” Sambil menepuk-nepuk pantat anaknya.

“Mungkin Alan lapar mbak.”

“Ngak lah, lha wong habis makan. Kelihatannya ngantuk, soalnya dari tadi pagi dia belum tidur sama sekali.“

“Ehm… Kalau gitu baringkan saja mbak di kasur dalam rumah, kasihan mbak kalau harus gendongin dia terus. ”

“Yo wis, tapi tolong jagain jemuran gabah mbak, takut dicekerin sama ayam.”

“Ya mbak.”

Mbak Tin pun menuju kamar untuk menidurkan anaknya. Setelah menidurkan anaknya, dia kembali ke jemuran gabah.

“Le, gimana kuliahnya? Lancar nggak?”

“Alhamdulillah lancar. Kenapa mbak?” melirik ke arah mbak Tin yang duduk disampingku.

“Nggak kenapa-napa, Cuma pingin tahu saja. Terus gimana nilainya?”

“Alhamdulillah bagus, semester satu kemarin IP aku 3,90 dan yang semester dua 4,00.”

“Puh…puh...puh…tinggi banget le IP-mu.” menunjukkan ekspresi keheranan dan mengelus-ngelus kepalaku.”Adikku yang ini mang benar-benar pintar.”

“Amin…Ini semua kan berkat do’a mbak juga, tanpa do’a mbak mungkin aku belum bisa mencapai nilai segitu.” Jawabku dengan malu-malu.

“Yo ngono…, sampeyan kan anaknya orang kurang mampu, mumpung dapat rejeki bisa kuliah gratis, sampeyan harus menunjukkan ke pemberi beasiswanya sampeyan bahwa sampeyan bisa bersaing dengan orang-orang kota, walaupun sampeyan dari desa.”

“Ya mbak...”

“Oia mbak, kemarin aku kan ngenet, terus aku nyari-nyari informasi di Google tentang tabungan. Kalau menurut aku, apa nggak sebaiknya dari sekarang mbak mempersiapkan tabungan masa depan buat Alan, terutama tabungan pendidikannya. Kan, kita sama-sama tahu bahwa pendidikan sekarang cukup mahal, bahkan tiap tahun mengalami kenaikan, jadi kalau mbak mempersiapkannya dari sekarang mungkin kedepannya tidak terlalu berat dalam membiayai pendidikan Alan.”

Mendengar ucapanku, mbak Tin tersenyum dan menatap mataku. Aku pun tertunduk malu dan takut, aku takut kalau apa yang telah aku ucapkan tadi menyinggung perasaannya karena aku dianggap telah mengguruinya.

“Huh...” Mbak Tin menghela napas panjang dan mengehmbuskannya. “Emangnya orang-orang seperti mbak boleh nabung, bukannya tabungan itu buat orang-orang yang berduit saja.”

Segera aku mengangkat wajahku dan menatap balik mata mbak Tin. Entah kekuatan dari mana aku menjadi berapi-api untuk mejelaskan sedikit pengetahuanku tentang dunia perbankan yang baru saja aku peroleh kemarin sore. “Ya, nggak mbak. Orang-orang seperti kita pun juga berhak menabung di bank, tidak hanya orang-orang yang beduit saja. Kan salah satu tujuan bank didirikan adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat, tidak peduli golongan bawah, menengah atau atas, terus dana tersebut biasanya akan disalurkan kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan dengan tingkat bunga yang berbeda-beda di tiap bank, tergantung kebijakan masing-masing bank. Selain itu, kalau kita menyimpan uang di bank, uang kita akan dijamin keamanannya, terus kita juga akan dapat kontribusi dari bank atau yang biasa disebut dengan bunga, besar kecilnya bunga yang kita peroleh tergantung dari besar kecilnya uang yang kita simpan di bank. Dan yang paling penting adalah dengan menabung di bank kita turut serta dalam melakukan pembangunan negeri ini mbak.”

“Tapi le, mbak takut.”

“Takut kenapa mbak, kan bank nggak bisa nggigit?” cetusku.

“Hahaha… emangnya kucing, nggigit. Kalau aku nyimpan uangnya di bank, terus aku mau ngambilnya gimana? Lagian kata orang kalau menabung di bank itu ribet, suruh ngisi kolom-kolom gitu mirip ujian sekolah, mbak kan ga terlalu paham, lagian gaji masmu tiap bulan kan cuma Rp 500.000,00, mangnya bisa buat nabung? Kan, kata orang-orang pertama kali menabung itu butuh uang yang gede.”

“Mbak…” aku mengambil napas panjang dan membuangnya. “Nggak semua yang dibicarakan orang itu benar, tapi juga nggak semuanya salah. Mang benar waktu pertama kali menabung membutuhkan setoran awal, tetapi setoran itu tidaklah terlalu besar, biasanya setoran awalnya paling kecil Rp 50.000,00 atau Rp 100.000,00, itu semua tergantung kebijakan masing-masing bank, sehingga dengan gaji mas Puji yang segitu tadi mbak sudah bisa membuka tabungan di bank. Uang yang sudah ditabung juga bisa diambil kapanpun kok. Dan untuk pengisian kolom-kolom yang tadi, hanya dilakukan pada saat kita pertama kali membuka tabungan, biasanya cuma berisi informasi data diri kita dan itu pun pasti akan dipandu oleh pihak bank dalam mengisinya. Setelah mengisi kolom-kolom tersebut, nanti mbak akan diberi buku tabungan dan biasanya juga diberi kartu ATM, jadi lewat buku tabungan tersebut mbak bisa mengontrol dan mengawasi keuangan mbak yang disimpan di bank. Selain itu mbak, dengan kartu ATM yang diberi bank tadi, mbak bisa berbelanja di beberapa toko yang bekerjasama dengan bank tersebut tanpa harus membawa uang tunai, jadi lebih aman dan simple mbak. Di samping itu, melalui bank mbak juga sudah bisa membayar tagihan listrik, PAM, dan telepon. Dan tentunya masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat mbak Tin nikmati. Gimana mbak? Apa nggak tertarik?” bujukku.

Ku lihat raut muka mbak Tin mulai agak berseri-seri, mungkin ini pertanda baik bahwa dia mau menabung di bank. “Yo wis… aku bilang dulu ke masmu. Tapi beneran kan bisa diambil kapan-kapan kalau mbak butuh uang?” menatapku dengan tajam dan dengan nada yang tegas.
“Ya mbak, InsyaAllah bisa.” Kataku untuk meyakinkannya.

**
Keesokan harinya, ketika aku sedang mencuci motor kakekku. Terdengar suara memanggil-manggil namaku dari kejauhan.

“Put…Put…Put.” Aku tengok kanan dan kiri, ternyata itu suara mbak Tin.

“Kenapa mbak?“ tanyaku.

“Antarin mbak ya.”

Aku yang melihat raut muka mbak Tin yang berseri-seri mencoba untuk menerka apa yang sedang dipikirkannya.

“Ngantar kemana mbak? Ke Bank? Hehehehe…” celetukku.

“Iya… seperti yang kamu bilang kemarin, kata kamu kan nabung di bank itu banyak keuntungannya dan mbak pikir nggak da salahnya mulai dari sekarang mbak dan masmu mempersiapkan tabungan masa depan untuk Alan, terutama pendidikannya, biar mbak dan masmu nggak terlalu berat di masa yang akan datang. Makasih ya sarannya.”

“Ya mbak… ya sudah tunggu sebentar ya mbak, 15 menit lagi aku jemput mbak di rumah mbak, soalnya aku tinggal sedikit lagi mencuci motornya dan sekalian aku mandi.”

“Yo wis, mbak juga mau siap-siap.” Sambil pamit pulang.

Selesai membersihkan motor dan siap-siap, segera aku tancap gas untuk meluncur ke rumah mbak Tin.

“Yut…Buyut… mbak Tin mana yut?” tanyaku.

“Tin…Tin…adikmu sudah datang lho…Buruan berangkat sana, dandan dari tadi kok nggak kelar-kelar.” Teriak buyutku dari teras rumahnya.

“Ya…ya… ini juga sudah selesai.” Sambil berjalan keluar dari kamar. Dan aku pun memutar balik motorku untuk siap-siap meluncur ke bank terdekat. Kemudian aku menghidupkan motorku.

“Le, ntar di sana waktu buka tabungan butuh berapa lama?” sambil naik ke boncengan motor

“Ya…. Kalau nggak antri paling 20 menit juga selesai. Gimana mbak? Sudah siap belum?”

“Sudah… yo wis… ayo berangkat.”

“Yut, berangkat dulu… Assalammu’alaikum…” kata kami berdua

“Wa’alaikumsalam… hati-hati di jalan.”

“Nggeh…”

Akhirnya, kami pun meluncur ke bank terdekat.

**
Kira-kira kami di bank sekitar 30 menit dan setelah selesai membuka tabungan kami pun berangkat pulang. Dalam perjalanan pulang mbak Tin terus mengajak aku bercakap-cakap.

“Owalah le… ternyata membuka tabungan itu nggak ribet-ribet amat, malahan mudah.
Ternyata nggak sama dengan yang orang-orang omongin selama ini, yang katanya ribet lah, susah lah, dll.”

“Ya… gitulah mbak. Mang nggak ribet kok.”

“Kalau tahu gini, sejak dari dulu aja mbak menabung di bank dan mulai besok saya mau kasih tahu orang-orang sekitar rumah dan teman-teman arisan mbak, ternyata membuka tabungan di bank itu nggak ribet dan tentunya dapat banyak keuntungan, terutama aman dan bunganya itu lho.”

“Sip…sip…”

Aku sangat senang dan kaget ketika mendengar mbak Tin berucap seperti itu. Senang karena dia akan memberitahu orang lain untuk menabung di bank dan kaget karena ternyata di desaku masih banyak orang-orang yang belum mengetahui tentang keunggulan-keunggulan apa saja yang akan diperoleh nasabahnya jika menabung di bank. Tapi aku memakluminya, karena desaku memang agak pedalaman. Akan tetapi kalau dipikir-pikir lagi, “Apakah kita sebagai orang pedalaman tidak berhak mendapatkan sosialisasi tentang dunia perbankan? Padahal setahu aku, orang-orang pedalaman atau desa itu mempunyai cukup uang untuk menabung di bank, bahkan cukup banyak. Cuma pada umumnya mereka tidak tahu kalau ternyata ada lembaga keuangan yang dapat menghimpun dana mereka, sehingga menyimpan uang di bawah kasur menjadi pilihan mereka.” Kataku dalam hati.

Mudah-mudahan setelah membaca cerpen ini, suatu saat akan ada orang-orang atau lembaga-lembaga keuangan seperti bank yang memberikan sosialisai tentang dunia perbankan, tidak hanya di desaku saja tetapi di desa-desa yang lain juga. Itu semua karena Dengan Bank Yang Sehat Bangunlah Desanya Bangunlah Negaranya.

Bangun Perpustakaannya Bangun Masyarakatnya

Seiring laju pertumbuhan pengguna internet yang terus mengalami kenaikan, keberadaan perpustakaan justru kurang mendapatkan ruangan yang cukup di hati masyarakat. Penyebabnya adalah dalam penyajian informasi internet jauh lebih cepat dibandingkan perpustakaan. Selain itu, dalam pemakaian internet pemakainya juga bisa menggunakan fasilitas multimedia lainnya, seperti chatting, facebook, e-bay, blogging, mendengarkan musik, dsb.

Namun di sisi lain, terdapat beberapa poin yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi perpustakaan, yaitu informasi yang disajikan oleh perpustakaan yang berupa buku bacaan jauh lebih detail dan akurat dibandingkan dengan internet. Mengapa demikian? karena informasi yang terdapat pada buku-buku bacaan di perpustakaan isinya dapat dipertanggungjawabkan dan ditulis oleh orang-orang yang sudah ahli, sedangkan informasi yang disajikan oleh internet bisa ditulis oleh siapapun termasuk orang-orang iseng, sehingga keakuratannya pun masih diragukan. Selain itu, informasi yang ditulis di internet biasanya hanya berupa ringkasan atau saduran dari suatu bacaan atau buku, sehingga informasinya pun juga kurang mendetail.

Berdasarkan fakta tersebut maka perpustakaan perlu melakukan penyegaran-penyegaran di dalamnya. Tujuannya adalah mengimbangi keunggulan-keunggulan media informasi lainnya terutama internet dan menciptakan suasana perpustakaan yang lebih bersahabat dan menyenangkan, sehingga dapat mengangkat kembali keberadaan perpustakaan dan menjaring kembali anggota-anggotanya yang mulai meninggalkannya maupun yang sudah, dan atau untuk menjaring anggota baru.

Penyegaran-penyegaran tersebut antara lain:

1. Perpustakaan digital
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang adalah era digital. Era yang identik dengan komputerisasi. Dengan komputerisasi kegiatan usaha akan jauh lebih terstruktur, sehingga akan mempermudah dalam pengolahan dan pengembangannya. Hal ini seharusnya juga diterapkan dalam mengolah dan mengembangkan perpustakaan karena dapat meningkatkan integritas data dan perpustakaan akan lebih terorganisir.

Contoh:
Jika sebelumnya pendataan buku dan atau anggota dilakukan secara manual, sebaiknya sekarang pendataan dilakukan secara digital atau terkomputerisasi. Tujuannya adalah untuk mempercepat dalam proses pencarian data. Selain itu, manfaat lain yang diperoleh adalah

a. Penghematan tempat
Maksudnya adalah jika sebelumnya membutuhkan tempat untuk penyimpanan buku-buku yang berisi data buku dan atau anggota perpustakaan, maka sekarang data-data tersebut sudah otomatis tersimpan di dalam harddisk, sehingga tempat yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan data-data buku dan atau anggota perpustakaan dapat difungsikan untuk hal lain, misalnya sebagai tambahan tempat untuk meletakkan buku-buku bacaan perpustakaan.
b. Back up data
Dengan komputerisasi akan mempermudah dalam proses back up data sewaktu-waktu karena prosesya hanya terdiri copy (dari data sumber) dan paste (ke media penyimpanan tujuan).

2. Pelatihan metode skimming dan skipping
Internet yang unggul dalam hal kecepatan pencarian informasi merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi pemakainya. Untuk mengimbangi hal tersebut maka di perpustakaan dibutuhkan pelatihan metode skimming dan skipping. Skimming dan skipping adalah metode penyaringan dan pelompatan informasi dari suatu bacaan. Jadi, informasi yang penting akan disaring dan yang kurang penting akan dilewati, sehingga hal tersebut akan mempercepat dalam proses pencarian informasi dari suatu bacaan. Meskipun metode ini tidak secepat kecepatan internet dalam menyuguhkan informasi, tetapi seyogyanya dapat membantu para pengguna perpustakaan dalam mencari informasi dari suatu bacaan. Selain itu, metode ini juga dapat melatih ketajaman para pembaca dalam menggali informasi dari suatu bacaan.

Pelatihan ini sebaiknya menggunakan konsep Training for Trainer. Maksudnya adalah para ahli skimming dan skipping melatih para pegawai perpustakaan, kemudian para pegawai perpustakaan yang sudah dilatih tadi melatih para pengunjung perpustakaan. Pelatihan ini akan lebih efektif jika dilakukan sesering mungkin.

3. Suasana ruang baca
Tidak semua individu dalam membaca memiliki selera suasana baca yang sama. Ada yang senang dengan suasana tenang, ada yang senang membaca sambil mendengarkan musik, ada juga yang senang sambil menonton televisi, dan mungkin masih banyak lagi yang lainnya. Oleh karena itu, perpustakaan sebaiknya tidak hanya menyediakan suasana baca yang satu jenis saja, tetapi setidaknya ada dua ruangan yang memiliki suasana baca yang berbeda. Yang satu dengan suasana tenang dan yang lain dengan suasana yang full musik atau terdapat fasilitas televisinya atau suasana yang lainnya. Sehingga hal tersebut dapat menambah kenyamanan pengunjung sembari membaca buku.

4. Pelayanan
Pelayanan terhadap pengunjung merupakan ujung tombak bagi perpustakaan. Karena pelayanan yang baik akan berdampak positif bagi perpustakaan, sedangkan pelayanan yang kurang memuaskan bisa saja berakibat negatif bagi perpustakaan tersebut. Pelayanan tersebut tidak hanya meliputi keramahan saja, tetapi juga kebersihan, kenyamanan pengunjung, dekorasi ruangan, tata letak buku, areal parkir jika ada, tempat penyimpanan tas, helm, jaket, tempat sampah, kotak saran, dsb.

5. Up date dan perawatan buku
Buku merupakan alasan utama mengapa para pengunjung mengunjungi perpustakaan. Alasannya adalah karena buku memberikan akses kepada masyarakat untuk menggali beberapa informasi seputar makhluk hidup dan kehidupan, kesehatan, karir, ilmu pengetahuan dan teknologi, agama, dsb.

Tetapi pada kenyataannya, justru buku yang membuat masyarakat enggan mengunjungi perpustakaan. Hal ini dikarenakan, buku-buku yang disajikan perpustakaan pada umumnya tidak terup date dan tidak terawat. Oleh karena itu, perpustakaan seharusnya melakukan perawatan terhadap buku-buku yang lama dan melakukan up date buku minimal setiap bulan.

6. Klasifikasi ruangan perpustakaan
Di suatu daerah setidaknya memiliki dua buah jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Untuk perpustakaan sekolah sudah pasti pengunjungnya terdiri dari warga sekolah tersebut, sedangkan perpustakaan umum, para pengunjungnya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Untuk perpustakaan umum yang memiliki keragaman pengunjung, sebaiknya memiliki klasifikasi ruangan. Tujuannya adalah memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Mengapa demikian? Jika ditinjau berdasarkan jenis pengunjungnya, pada umumnya pengunjung anak-anak lebih nyaman jika suasana baca ruangannya berbau anak-anak, dan biasanya mengalami kebosanan jika suasananya berbau remaja atau dewasa. Hal ini biasanya juga berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, pengklasifikasian suatu ruangan cukup perlu di dalam suatu perpustakaan.

7. Hadiah atau penghargaan
Pada dasarnya setiap manusia ingin dihargai atas segala usaha dan upaya yang telah dilakukan, misalnya ingin dihargai karena mendapatkan ranking 1 di kelas, ingin dihargai karena berjasa menyelamatkan Negara dari bahaya bom, dsb.

Penghargaan-penghargaan tersebut sebaiknya juga diterapkan dalam dunia perpustakaan, contoh memberikan penghargaan kepada para pengunjung yang sering mengunjungi perpustakaan, sering menyumbang buku di perpustakaan, dsb. Penghargaan tersebut bisa berupa sejumlah uang tunai, buku bacaan, kamus, sertifikat, dsb. Dengan demikian, diharapkan dapat menambah antusias masyarakat dalam mengunjungi perpustakaan.

8. Member card yang multi fungsi
Member card atau kartu anggota perpustakaan pasti ada di setiap perpustakaan. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam proses peminjaman dan .pengembalian buku, serta juga mempermudah pegawai perpustakaan memberikan sanksi jika terdapat anggotanya yang melanggar peratuan perpustakaan. Tetapi, pada perpustakaan-perpustakaan tertentu yang memiliki jumlah anggota yang besar, sebaiknya kartu anggota perpustakaan juga mempunyai daya guna lainnya, misalnya sebagai kartu belanja di beberapa merchant yang bekerjasama dengan perpustakaan tersebut, seperti toko buku, dsb. Tujuannya adalah supaya para anggotanya memperoleh potongan harga ketika berbelanja buku.

9. Standarisasi dan sosialisasi
Penyetaraan atau standarisasi suatu perpustakaan di Indonesia sangat diperlukan. Tujuannya adalah membantu perpustakaan dalam melayani pengunjungnya, pengorganisiran perpustakaan dan memberikan standarisasi yang sama antar perpustakaan satu dengan lainnya dalam pelayanan. Jika hal ini tidak dilakukan maka dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar perpustakaan sehingga dapat menyebabkan kesenjangan sosial antar perpustakaan.

Selain standarisasi, sosialisasi perpustakaan juga penting untuk dilakukan, tujuannya adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan kebaikan-kebaikan apa saja yang ditawarkan oleh perpustakaan bagi anggotanya dan atau sekedar mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa untuk mencari informasi tidak hanya lewat internet atau media lainnya, tetapi juga bisa melalui perpustakaan.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan membutuhkan penyegaran-penyegaran di dalamnya.

penyegaran-penyegaran terhadap perpustakaan akan berjalan dengan baik dan efektif apabila dilakukan secara terus-menerus dan melibatkan semua pihak, tidak hanya pihak perpustakaan saja, tetapi juga pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.