Selasa, Desember 01, 2009

Bangun Perpustakaannya Bangun Masyarakatnya

Seiring laju pertumbuhan pengguna internet yang terus mengalami kenaikan, keberadaan perpustakaan justru kurang mendapatkan ruangan yang cukup di hati masyarakat. Penyebabnya adalah dalam penyajian informasi internet jauh lebih cepat dibandingkan perpustakaan. Selain itu, dalam pemakaian internet pemakainya juga bisa menggunakan fasilitas multimedia lainnya, seperti chatting, facebook, e-bay, blogging, mendengarkan musik, dsb.

Namun di sisi lain, terdapat beberapa poin yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi perpustakaan, yaitu informasi yang disajikan oleh perpustakaan yang berupa buku bacaan jauh lebih detail dan akurat dibandingkan dengan internet. Mengapa demikian? karena informasi yang terdapat pada buku-buku bacaan di perpustakaan isinya dapat dipertanggungjawabkan dan ditulis oleh orang-orang yang sudah ahli, sedangkan informasi yang disajikan oleh internet bisa ditulis oleh siapapun termasuk orang-orang iseng, sehingga keakuratannya pun masih diragukan. Selain itu, informasi yang ditulis di internet biasanya hanya berupa ringkasan atau saduran dari suatu bacaan atau buku, sehingga informasinya pun juga kurang mendetail.

Berdasarkan fakta tersebut maka perpustakaan perlu melakukan penyegaran-penyegaran di dalamnya. Tujuannya adalah mengimbangi keunggulan-keunggulan media informasi lainnya terutama internet dan menciptakan suasana perpustakaan yang lebih bersahabat dan menyenangkan, sehingga dapat mengangkat kembali keberadaan perpustakaan dan menjaring kembali anggota-anggotanya yang mulai meninggalkannya maupun yang sudah, dan atau untuk menjaring anggota baru.

Penyegaran-penyegaran tersebut antara lain:

1. Perpustakaan digital
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang adalah era digital. Era yang identik dengan komputerisasi. Dengan komputerisasi kegiatan usaha akan jauh lebih terstruktur, sehingga akan mempermudah dalam pengolahan dan pengembangannya. Hal ini seharusnya juga diterapkan dalam mengolah dan mengembangkan perpustakaan karena dapat meningkatkan integritas data dan perpustakaan akan lebih terorganisir.

Contoh:
Jika sebelumnya pendataan buku dan atau anggota dilakukan secara manual, sebaiknya sekarang pendataan dilakukan secara digital atau terkomputerisasi. Tujuannya adalah untuk mempercepat dalam proses pencarian data. Selain itu, manfaat lain yang diperoleh adalah

a. Penghematan tempat
Maksudnya adalah jika sebelumnya membutuhkan tempat untuk penyimpanan buku-buku yang berisi data buku dan atau anggota perpustakaan, maka sekarang data-data tersebut sudah otomatis tersimpan di dalam harddisk, sehingga tempat yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan data-data buku dan atau anggota perpustakaan dapat difungsikan untuk hal lain, misalnya sebagai tambahan tempat untuk meletakkan buku-buku bacaan perpustakaan.
b. Back up data
Dengan komputerisasi akan mempermudah dalam proses back up data sewaktu-waktu karena prosesya hanya terdiri copy (dari data sumber) dan paste (ke media penyimpanan tujuan).

2. Pelatihan metode skimming dan skipping
Internet yang unggul dalam hal kecepatan pencarian informasi merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi pemakainya. Untuk mengimbangi hal tersebut maka di perpustakaan dibutuhkan pelatihan metode skimming dan skipping. Skimming dan skipping adalah metode penyaringan dan pelompatan informasi dari suatu bacaan. Jadi, informasi yang penting akan disaring dan yang kurang penting akan dilewati, sehingga hal tersebut akan mempercepat dalam proses pencarian informasi dari suatu bacaan. Meskipun metode ini tidak secepat kecepatan internet dalam menyuguhkan informasi, tetapi seyogyanya dapat membantu para pengguna perpustakaan dalam mencari informasi dari suatu bacaan. Selain itu, metode ini juga dapat melatih ketajaman para pembaca dalam menggali informasi dari suatu bacaan.

Pelatihan ini sebaiknya menggunakan konsep Training for Trainer. Maksudnya adalah para ahli skimming dan skipping melatih para pegawai perpustakaan, kemudian para pegawai perpustakaan yang sudah dilatih tadi melatih para pengunjung perpustakaan. Pelatihan ini akan lebih efektif jika dilakukan sesering mungkin.

3. Suasana ruang baca
Tidak semua individu dalam membaca memiliki selera suasana baca yang sama. Ada yang senang dengan suasana tenang, ada yang senang membaca sambil mendengarkan musik, ada juga yang senang sambil menonton televisi, dan mungkin masih banyak lagi yang lainnya. Oleh karena itu, perpustakaan sebaiknya tidak hanya menyediakan suasana baca yang satu jenis saja, tetapi setidaknya ada dua ruangan yang memiliki suasana baca yang berbeda. Yang satu dengan suasana tenang dan yang lain dengan suasana yang full musik atau terdapat fasilitas televisinya atau suasana yang lainnya. Sehingga hal tersebut dapat menambah kenyamanan pengunjung sembari membaca buku.

4. Pelayanan
Pelayanan terhadap pengunjung merupakan ujung tombak bagi perpustakaan. Karena pelayanan yang baik akan berdampak positif bagi perpustakaan, sedangkan pelayanan yang kurang memuaskan bisa saja berakibat negatif bagi perpustakaan tersebut. Pelayanan tersebut tidak hanya meliputi keramahan saja, tetapi juga kebersihan, kenyamanan pengunjung, dekorasi ruangan, tata letak buku, areal parkir jika ada, tempat penyimpanan tas, helm, jaket, tempat sampah, kotak saran, dsb.

5. Up date dan perawatan buku
Buku merupakan alasan utama mengapa para pengunjung mengunjungi perpustakaan. Alasannya adalah karena buku memberikan akses kepada masyarakat untuk menggali beberapa informasi seputar makhluk hidup dan kehidupan, kesehatan, karir, ilmu pengetahuan dan teknologi, agama, dsb.

Tetapi pada kenyataannya, justru buku yang membuat masyarakat enggan mengunjungi perpustakaan. Hal ini dikarenakan, buku-buku yang disajikan perpustakaan pada umumnya tidak terup date dan tidak terawat. Oleh karena itu, perpustakaan seharusnya melakukan perawatan terhadap buku-buku yang lama dan melakukan up date buku minimal setiap bulan.

6. Klasifikasi ruangan perpustakaan
Di suatu daerah setidaknya memiliki dua buah jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Untuk perpustakaan sekolah sudah pasti pengunjungnya terdiri dari warga sekolah tersebut, sedangkan perpustakaan umum, para pengunjungnya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Untuk perpustakaan umum yang memiliki keragaman pengunjung, sebaiknya memiliki klasifikasi ruangan. Tujuannya adalah memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Mengapa demikian? Jika ditinjau berdasarkan jenis pengunjungnya, pada umumnya pengunjung anak-anak lebih nyaman jika suasana baca ruangannya berbau anak-anak, dan biasanya mengalami kebosanan jika suasananya berbau remaja atau dewasa. Hal ini biasanya juga berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, pengklasifikasian suatu ruangan cukup perlu di dalam suatu perpustakaan.

7. Hadiah atau penghargaan
Pada dasarnya setiap manusia ingin dihargai atas segala usaha dan upaya yang telah dilakukan, misalnya ingin dihargai karena mendapatkan ranking 1 di kelas, ingin dihargai karena berjasa menyelamatkan Negara dari bahaya bom, dsb.

Penghargaan-penghargaan tersebut sebaiknya juga diterapkan dalam dunia perpustakaan, contoh memberikan penghargaan kepada para pengunjung yang sering mengunjungi perpustakaan, sering menyumbang buku di perpustakaan, dsb. Penghargaan tersebut bisa berupa sejumlah uang tunai, buku bacaan, kamus, sertifikat, dsb. Dengan demikian, diharapkan dapat menambah antusias masyarakat dalam mengunjungi perpustakaan.

8. Member card yang multi fungsi
Member card atau kartu anggota perpustakaan pasti ada di setiap perpustakaan. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam proses peminjaman dan .pengembalian buku, serta juga mempermudah pegawai perpustakaan memberikan sanksi jika terdapat anggotanya yang melanggar peratuan perpustakaan. Tetapi, pada perpustakaan-perpustakaan tertentu yang memiliki jumlah anggota yang besar, sebaiknya kartu anggota perpustakaan juga mempunyai daya guna lainnya, misalnya sebagai kartu belanja di beberapa merchant yang bekerjasama dengan perpustakaan tersebut, seperti toko buku, dsb. Tujuannya adalah supaya para anggotanya memperoleh potongan harga ketika berbelanja buku.

9. Standarisasi dan sosialisasi
Penyetaraan atau standarisasi suatu perpustakaan di Indonesia sangat diperlukan. Tujuannya adalah membantu perpustakaan dalam melayani pengunjungnya, pengorganisiran perpustakaan dan memberikan standarisasi yang sama antar perpustakaan satu dengan lainnya dalam pelayanan. Jika hal ini tidak dilakukan maka dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar perpustakaan sehingga dapat menyebabkan kesenjangan sosial antar perpustakaan.

Selain standarisasi, sosialisasi perpustakaan juga penting untuk dilakukan, tujuannya adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan kebaikan-kebaikan apa saja yang ditawarkan oleh perpustakaan bagi anggotanya dan atau sekedar mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa untuk mencari informasi tidak hanya lewat internet atau media lainnya, tetapi juga bisa melalui perpustakaan.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan membutuhkan penyegaran-penyegaran di dalamnya.

penyegaran-penyegaran terhadap perpustakaan akan berjalan dengan baik dan efektif apabila dilakukan secara terus-menerus dan melibatkan semua pihak, tidak hanya pihak perpustakaan saja, tetapi juga pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar